Rabu, 18 September 2013

Just Hore-Hore

"Jika Jambi memiliki Kerinci yang disebut-sebut sebagai sekeping surga di bumi, Jawa Timur memiliki Baluran, The Hidden Paradise"


Baluran. Hmmm... salah satu nama yang cukup terkenal di dunia Travelling Indonesia, utamanya Jawa Timur, namun ternyata sangat asing bagiku. Padahal Baluran terletak di Jawa Timur, tanah kelahiranku. Aku tidak berani menyebut diriku sebagai bagian dari dunia travelling karena nyatanya bisa dibilang pengetahuan dan sepak terjangku di dunia ini tidak ada, namun setidaknya, seharusnya, seyogyanya aku tahu apa, di mana, dan bagaimana Baluran itu. Menyedihkan. Sebagai orang asli Jawa Timur, rasanya seperti ditampar berkali-kali ketika mendapat ajakan touring dari para dedengkot dunia travelling untuk mengunjungi tempat-tempat wisata alam di Jawa Timur yang bahkan namanya saja belum pernah terdengar olehku. Sebut saja mereka mbak Fie, yang saat ini sibuk dengan mainan barunya (ybs baru saja menikah), dan mbak Endah, yang masih sibuk berjuang dengan giginya, para dedengkot travelling itu.



Tempat tinggal Avatar sebelum dirubuhkan. Photo by Tutik

28 Maret 2013
Tergopoh-gopoh aku menuju stasiun Senen di sore hari akibat macet dan beberapa deadline pekerjaan di Kantor. Stasiun Senen menjadi meeting point kami, peserta touring yang berasal dari Jakarta. Sebagian besar peserta touring adalah alumnus JKT44. Pukul 15.30, kereta ekonomi Kertajaya Express membawa wajah kusut kami menuju kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya.

29 Maret 2013
Tak sempat kami membersihkan wajah kusut yang semakin kusam dengan layak demi mengejar jadwal touring yang padat. Bayangkan saja, dalam tempo kurang lebih tiga hari kami harus menyelesaikan trip darat dari Jakarta, Surabaya, Baluran di Situbondo, pulau Menjangan di Bali, Kawah Ijen di Banyuwangi, Surabaya lagi, dan akhirnya kembali ke Jakarta. Setelah dua puluh orang peserta touring berkumpul lengkap, dengan menumpang dua buah mobil elf, kami segera melaju kencang menuju tujuan pertama dan utama kami: Baluran. Hari Jumat, sholat Jumat harus dilaksanakan, akhirnya kami berhenti sejenak di Bangil sekalian istirahat dan makan siang. 

Setelah seluruh ritual dijalankan, kembali perjalanan dilanjutkan. Hari mulai gelap. Pukul 19.00 kami tiba di gerbang Baluran. Naas bagi kami, petugas penjaga pintu masuk Baluran melarang kami masuk karena batas waktu bagi pengunjung untuk masuk kawasan wisata telah berakhir. Wajah panik dan memelas mbak Fie, sang korlak, tak mampu menggoyahkan iman petugas Baluran. Wajah-wajah kecewa peserta touring menambah kepanikan mbak korlak karena Baluran adalah magnet utama touring kali ini. Putar otak, jadwal touring diubah demi Baluran. Pokoknya kami harus berhasil masuk Baluran. Itu tekad kami. Alhasil, jadwal panjang di pulau Menjangan dipangkas setengah agar kami dapat menyempatkan diri masuk Baluran.

Tak ingin mengulangi kenaasan yang sama, tanpa membuang banyak waktu, kami segera meluncur ke pelabuhan penyeberangan Ketapang, Banyuwangi. Pukul 22.00 kami berhasil tiba di Pelabuhan dan mulai mengantri untuk menyeberang ke pulau Bali. Sesampainya di Bali, hari telah menjelang Subuh. Rasa kantuk yang sangat membuat kami memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk tidur di Masjid yang terletak di luar kompleks pelabuhan Gilimanuk, Bali.

30 Maret 2013
Jarum jam menunjuk angka tujuh, ketika kami meluncur menuju pulau Menjangan. Ternyata lokasinya tidak terlalu jauh. Kira-kira 30 menit berkendara, kami sudah sampai di dermaga penyeberangan pulau Menjangan. Rupanya mbak korlak telah menyewa seorang guide kenalannya beserta seluruh perlengkapan snorkling yang akan kami gunakan. Setelah memilih peralatan yang sesuai, kami mulai menyeberang.

Pantai pulau Menjangan. Photo by Tutik
Lama menyeberang mungkin sekitar 20 menitan. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang menyegarkan mata. Laut hijau kebiruan yang luas, pasir putih yang memanjang di bibir pantai, dan tentu saja: aku #zzzzzzzzzzzzzzz................ 

Mashari dan Yessi, si pengantin baru. Photo by Nana
Sesampainya di pulau Menjangan, kami langsung nyemplung dan hampir tak mengindahkan bli guide yang dengan susah payah berusaha mengatur kami dan memberi sedikit penjelasan tentang cara memasang peralatan dan snorkling dengan baik dan benar. View bawah air Menjangan cukup menarik. Menurutku pribadi, view snorkling di sini lebih bagus dari pada di Gili Trawangan. 

Blup..blup...Photo by Nana
Puas main air, kami segera main darat. Berjalan mengelilingi pulau Menjangan menjadi salah satu hal yang menarik di lakukan. Pulau ini sebenarnya merupakan Pura raksasa. Di sana-sini dapat kita jumpai arca-arca, tempat-tempat ibadah umat Hindu, dan sesajen yang jumlahnya tidak sedikit. Tidak heran, para pengunjung diwajibkan menggunakan pakaian sopan dan tertutup apabila ingin mengelilingi pulau ini.

Jadi ingat film Angling Dharma. Photo by Nana
Ganesha. Photo by Nana
Puas main di pulau Menjangan, kami segera meluncur menuju Baluran. Rupanya supir elf kami sangat memahami isi hati kami. Alhasil, kecepatan mobil digeber to the max. Finally, setelah harap-harap cemas sampai termehek-mehek, kami berhasil masuk ke Baluran. Alhamdulillah. Kesan pertama yang ku dapat ketika memasuki kawasan Baluran adalah lebat dan gelap gulita jika malam tiba. Tapi itu tidak bertahan lama. Segera setelah kami menjumpai Savana Bekol yang luas, kesan itu berubah menjadi hijau dan lapang. Kebetulan saat itu adalah musim penghujan. Jika kita mengunjungi kawasan ini pada musim kemarau, mungkin kesan yang kita dapat adalah gersang dan panas. Tak heran banyak traveller yang menjuluki Baluran sebagai Afrikanya Indonesia.

Yeah... Akhirnya Baluran. Photo by Endah
The Hidden Paradise. Photo by Endah
Hewan-hewan yang umum "beredar" di Baluran adalah rusa, ayam hutan, merak, banteng, monyet, kijang, kerbau, dan banyak lagi. Bahkan kabarnya, di sana juga terdapat macan. Rupanya, karena keanekaragaman hayatinya, Baluran telah ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional sejak tahun 1997. 

Rusa-rusa lagi nontonin kami. Photo by Endah
Jika sedang ingin melepas stress, Baluran bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif tujuan. Selain itu, hamparan rumput yang sangat luas ditambah hewan-hewan cantik dan liar menjadikan Baluran sebagai kawasan yang ideal untuk pendidikan mengenai alam bagi putera-puteri bapak ibu sekalian #apasih. 

Merak jomblo. "Piye kabare, mblo?" Photo by Tutik
Tak hanya savana, Baluran juga memiliki laut berpasir putih yang tidak kalah menarik. Kabarnya (lagi), di sini kita juga bisa ber-snorkling ria karena pemandangan bawah airnya yang lumayan. 

Narsis di pinggir pantai. Pantainya nggak penting. Photo by Endah
Menjangan sudah, Baluran sudah. Selanjutnya adalah gunung Ijen. Dari Baluran, kawasan gunung Ijen "hanya" berjarak tempuh 3-4 jam. Daya tarik utama gunung Ijen adalah kawah Ijen-nya, yang terkenal dengan api birunya, dan kenekatan para penambang belerangnya. Konon kabarnya (lagi dan lagi), si api biru kawah Ijen berasal dari kilatan petir yang kebetulan menyembar salah satu sumber gas di kawah Ijen. Api biru itu masih bisa kita saksikan dengan jelas hingga kini.   

Kawah Ijen. Photo by Endah
31 Maret 2013
Kami tiba di kaki gunung Ijen kira-kira pukul dua pagi. Setelah beristirahat sejenak, kami segera tancap gas. Tubuh yang lelah tidak menghalangi kami untuk naik ke kawah Ijen. Setelah kurang lebih tiga jam berjuang melawan hawa dingin, lelah, dan rasa kantuk, akhirnya, kami berhasil tiba di puncak kawah Ijen. Di puncak, angin yang bertiup ringan membuat tubuh lelah kami semakin menggigil. Segera saja kami berusaha menghangatkan tubuh dengan bersembunyi pada cerukan-cerukan batu yang bisa kami temui. Walau hawa dingin tidak dapat hilang seluruhnya, setidaknya kami masih bisa bertahan. Gelapnya langit membuat kami dapat menyaksikan salah satu keajaiban kawah Ijen: si api biru.

Si Api Biru. Photo by Fie
Cukup lama kami berada di puncak kawah. Setelah terang dan tak lupa menambah stok foto narsis, kami segera menuruni gunung Ijen dan bersiap menghadapi hiruk pikuk Ibu Kota.

Hore!!! See you on the next tripPhoto by Endah

"I Love Jatim"

11 komentar:

  1. woooh,, berarti kalian seniornya JKT48 yak.. hahahaha *gagalfokus
    etapi, keren banget.. jempol deh ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... JKT48 kan niru kesuksesan kami :P

      hahahahaha....

      Hapus
  2. Indah nian alam bumi pertiwi,,,
    Nice post

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup...alam Indonesia memang sangat indah :)

      Hapus
  3. Balasan
    1. iya,,,foto2nya para master soalnya, selain memang obyeknya yang bagus :D

      Hapus
  4. keren ya...
    suka sama rusa2nya... benar2 bebas dengan rerumputan hijaunya...
    :)

    BalasHapus
  5. Selamat pagi mas . Nice blog . Oo iyaSaya boleh tau untuk kontak person guide yang di pulaumenjangan karena ada rencana mau kesana thks berat. Tommy

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh boleh, nih baru ku mintain dari mbak EO ku kemarin: bli Dika, 085237055565

      Hapus