Tampilkan postingan dengan label Rinjani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rinjani. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Mei 2014

Honey Mount, Bukan Honey Moon

"Akhirnya, menikah.... 
Alhamdulillah"

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” 
(QS. Adz Dzariyaat (51) : 49)

Mumpung cerah... hehehehe...

Menikah. Sebuah kata sakral yang kadang kala ketika kita mengucapkannya akan menimbulkan berbagai reaksi yang berbeda. Ada yang menanggapinya dengan antusias, santai, galau, bahkan desperate. Apalagi kalau mendapati pertanyaan, "kapan menikah?" Serasa dikejar-kejar deadline pekerjaan dari bos besar. Mungkin itu perasaan para jomblowan dan jomblowati ketika mendapati pertanyaan semacam itu. Pun demikian ketika menerima undangan pernikahan dari sahabat-sahabat terdekat, sering kali hati terasa semakin hampa, takut ditinggalkan sahabat-sahabat terdekat yang tentu akan lebih memprioritaskan keluarga barunya.

Dahulu, semasa remaja saya sempat "mencanangkan" menikah di umur 25 tahun. Umur yang menurut saya cukup matang mengarungi bahtera kehidupan, walau sebenarnya sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang mampu untuk menikah lebih cepat. Walau sedikit meleset dari perkiraan, tapi tak apalah, beti (beda tipis). Saya menikah di usia 26 tahun.

Senin, 16 September 2013

Rinjani, Janji Lama dan Janji Baru

"Setelah lama hidup tak tenang, makan tak nikmat, dihantui rasa penasaran yang sangat, akhirnya...
I did it!! I DID IT!!!!!!"



Rinjani. Tak bosan rasanya membahas gunung yang satu ini. Maaf ya, Semeru dan Gede, akhirnya aku menemukan madu kalian, hehehehehe... Tak bisa dipungkiri, Rinjani merupakan salah satu magnet bagi para pendaki di Indonesia, bahkan mungkin bagi para wisatawan mancanegara yang sedang berada di Indonesia. Pun demikian bagi saya. Walau sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi Rinjani (baca: Ekspedisi Rinjani), tapi apabila diajak ke sana lagi maka akan saya pertimbangkan dengan serius. Sangat serius, karena mahal, lama, dan jauh. #zzzzzzzz.........

Nah, bulan Juni lalu, sebelum menuju Bunaken, saya berkesempatan mengunjungi Rinjani lagi. Kali ini saya bareng tim trio kwek-kwek edisi TAP, yaitu Takay dan Kaji. TAP adalah kode khusus tim gunung saya dan teman-teman dengan sejarah yang cukup panjang lagi pelik. Bisa dibilang ini adalah realisasi janji yang sempat tertunda setahun lalu, terutama bagi Takay dan Kaji yang batal melakukan pendakian karena alasan pekerjaan. Bagiku, janji yang tertunda di sini bisa diartikan tertundanya merealisasikan mimpi untuk sampai ke puncak Anjani. Yup, tahun lalu saya gagal bertemu Anjani karena badai dan cidera lutut. Akhirnya, setelah melalui proses yang cukup mendebarkan (#halah), kami pun berhasil mengantongi surat izin cuti dan tiket perjalanan menuju pulau Lombok. Alhamdulillah. 

kika: Kaji, Me, Takay

Selasa, 05 Juni 2012

Ekspedisi Rinjani

"Kalau loe masih pengen lihat Semeru, jangan ke Rinjani dulu!!!!"




"Hey....ngapain ke gunung? udah capek, nggak ada hasilnya lagi...."

Tentunya para pendaki sering mendapat pertanyaan bernada cibiran semacam itu. Hmmm...... biasanya, aku sendiri juga sulit menemukan jawaban yang pas atas pertanyaan itu. Jawaban bisa berubah tergantung suasana hati.... 

Tapi kalau ada yang bertanya, "Hey....ngapain kamu ke Rinjani? udah jauh, mahal pula...." Dengan lantang bisa ku jawab, "Kamu harus melihatnya sendiri mengapa aku mau bersusah payah ke sana!!!" Yupp.....gunung Rinjani bisa dibilang gunung paling eksotis yang pernah ku kunjungi. Bagaimana tidak, pesona kaki gunungnya saja bahkan sanggup mengalahkan kedahsyatan pemandangan gunung Semeru.

Berikut cuplikan film pendakian kami:

Hasil cipta karya bang Oz


Selasa, 24 April 2012

Jadwal Pendakian Rinjani

"Salam Lestari...Salam Rimba...."


Yak..... satu lagi mega proyek pendakian kita...... Gunung Rinjani!!!!


Rinjani.....bikin ngiler :D