Sabtu, 05 Maret 2011

Gunung Bromo

Selamat datang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ^^, yup.....itu adalah bunyi tulisan pada gapura/gerbang gunung Bromo. Perjalanan ke gunung Bromo kami lakukan pada tanggal 20-21 Juli 2009.

______________________________________________________________________________
Sekilas Tentang Bromo:

Gunung Bromo (2.329 m dpl), adalah salah satu gunung dari beberapa gunung lainnya yang terhampar di kawasan Komplek Pegunungan Tengger, berdiri di areal Kaldera berdiameter 8-10 km yang dinding kalderanya mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan ± 60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter. Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah kawah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo yang sampai saat ini masih terlihat mengepulkan asap putih setiap saat, menandakan Gunung ini masih aktif.


Menurut sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan lautan pasir berawal dari dua gunung yang saling berimpitan satu sama lain. Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai ke desa sapi kerep. Letusan dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari delapan kilometer. Karena dalamnya kaldera, materi vulkanik letusan lanjutan tertumpuk di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir dan di duga dulu kala pernah terisi oleh air dan kemudian aktivitas lanjutan adalah munculnya lorong magma ditengah kaldera sehingga muncul gunung - gunung baru antara lain Lautan pasir, Gunung Widodaren, Gunung watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.

Sumber: http://khatulistiwa.info/gunung/5-gunung-bromo.html
______________________________________________________________________________

Awalnya, perjalanan ke Bromo tidak begitu kami rencanakan. Begitu juga dengan anggota tim yang akan ikut. Bahkan tidak ada satu orang anggota tim pun yang membawa perlengkapan untuk Bromo (misal: jaket tebal, sarung tangan, dll). Kisah ini (cielaaa... :P) berawal dari bincang-bincang sederhana saat akan menghadiri pernikahan salah seorang kawan di daerah Pasuruan. Rencananya, setelah menghadiri pernikahan kawan tersebut, kami akan berangkat dengan menyewa mobil melalui jalur Probolinggo. Namun, entah mengapa tiba-tiba kami diarahkan oleh pak supir melalui jalur Wonokitri, lebih dekat memang, tapi tidak sesuai rencana...but it's ok..yang penting ke bromo ^^.


Kira-kira waktu ashar kami tiba di gerbang Wonokitri. Karena kami tidak membawa perlengkapan apapun, akhirnya kami membeli perlengkapan seadanya di Pos Wonokitri. Harganya relatif murah, kira-kira Rp30-40ribu kita sudah bisa mendapat satu set perlengkapan sederhana: penutup kepala, sarung tangan, dan syal. Peralatan itu sudah cukup untuk melakukan perjalanan ke gunung Bromo, karena tidak seperti pegunungan lain, gunung Bromo adalah pegunungan wisata sehingga banyak fasilitas yang bisa kita temui di sana, termasuk warung dan penginapan.

Dari Wonokitri, kita harus menyewa kendaraan khusus: Hartop (demikian masyarakat sekitar menyebutnya), untuk melanjutkan perjalanan. Hal ini disebabkan medan yang harus dilalui cukup sulit untuk dilalui kendaraan biasa. Selain harus menanjak, gunung Bromo sendiri dikelilingi oleh padang pasir yang tentunya akan menyulitkan perjalanan. Selain Hartop, sebenarnya kita juga bisa menggunakan motor. Harga penyewaan hartop berkisar antara Rp300-350ribu, tergantung kesepakatan.

Dengan Hartop, kita bisa menikmati paket wisata Bromo yang terdiri dari perjalanan ke Pananjakan untuk melihat sunrise dan ke padang pasir di "kaki" gunung Bromo. Namun, karena kami tiba sore hari hartop yang kami sewa hanya kami gunakan untuk perjalanan ke kaki gunung Bromo.

Sesampainya di kaki gunung Bromo, perjalanan kita lanjutkan dengan berjalan kaki menuju puncak Bromo. Hartop yang kita sewa akan menunggu di kaki gunung. Jika ada waktu, padang pasir di kaki gunung Bromo cukup menarik untuk dijelajahi. Di sana juga terdapat sebuah pura yang masih aktif digunakan warga Tengger untuk beribadah.



Untuk menuju puncak Bromo, telah disediakan tangga beton yang cukup baik kondisinya. Hal ini tentu sangat memudahkan kita untuk mencapai puncak Bromo karena akan sangat sulit mendaki tanah berpasir Bromo. Kira-kira 10-15 menit kita sudah bisa melihat kawah Bromo.




Belum puas rasanya jika belum melihat sunrise dari Pananjakan, oleh karenanya beberapa anggota tim memutuskan untuk menginap di Wonokitri. Beberapa anggota tim lain terpaksa pulang karena harus segera kembali ke tempat kerja masing-masing. Di Wonokitri, kami menyewa dua buah kamar yang disewakan penduduk sekitar. Masing-masing dihargai Rp75ribu (harga nego ^^). Keadaannya cukup baik. Kira-kira pukul 03.00 pagi jemputan kami tiba (mobil sewaan). Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pananjakan. Saat itu suasana Pananjakan sangat ramai.





Menurutku, akan sangat rugi orang yang berwisata ke Bromo tanpa melihat Bromo dari Pananjakan saat sunrise. Karena Bromo akan menjadi sangat indah saat sunrise. Kabut tebal yang menyelimuti kaki bromo  berbaur dengan asap putih yang selalu keluar dari kawah Bromo sangat sayang untuk dilewatkan.




8 komentar:

  1. keren gan Foto2'y.
    insya Allah ane & kawan2 ke Bromo
    tgl 30-03-2013.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..mantap, gan...selamat berwisata dan mengagumi keindahan ciptan-Nya :)

      Hapus
  2. BROMO TANJUNG PONDOK TANI (HOMESTAY)
    Dalam rangka Memperkenalkan “Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, Kami buka Pondok Tani (Cottage) Tanjung - Tosari untuk umum
    # hub per sms/tlp: 081385458993-081553258296(Dudick).*-*081249244733-085608326673(Elie)*
    # Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian
    * rute: pasuruan-warungdowo-ranggeh-pasrepan-puspo-tanjung KM 95 pos jaga doreng turun.(Tanjung Pondok Tani) -> (Baledono-Tosari)<-
    =Menuju Bromo melalui pintu gerbang: >Pasuruan-Tosari-Wonokitri<
    HARGA KAMAR :
    @.kamar los + 2 km mandi luar, kapst: 9 s/d 16 orang. Rp.350.000,-/malam.
    @.kamar utama + km mandi dalam + perapian, kapst: 4 s/d 6 orang. Rp.250.000,- /malam.
    @ fasilitas:.Kamar mandi air panas,.dapur,.kulkas,.ruang makan,.teras serba guna (4 x 12 m),. halaman api unggun,. tempat parkir unt 6 mobil,. kebun sayur.


    BalasHapus
  3. subhanallah...do'ain ya supaya tgl 18 juni 2014 ini ane bs brngkt menuju bromo bersm temen2. dari palembang

    salam ukhuwah..

    BalasHapus