Selasa, 12 November 2013

Kutukupret Menemukan Cinta

"Kamu bisa menemukan cinta di mana saja, tapi mungkin akan sangat istimewa jika memulainya di Mahameru, seperti para Kutukupret ini"


"By, kamu ada acara ke Semeru lagi nggak?" suatu saat Dedi, salah satu teman seangkatan di kampus yang juga teman menggunung, bertanya padaku lewat pesan Whatsapp

"nggak, kenapa?" jawabku kemudian, 

"ayo lah, nemenin timku, pada belum pernah naik gunung tapi pengen ke Semeru. Maklum efek 5 CM. nggak pede nih jalan sendirian," timpalnya berusaha membujuk, 

"wkwkwkwk...korban 5 CM. Hmmm... boleh aja, asal tiket PP ditanggung yak..hehehe.." balasku setengah bercanda, 

"oke, deal," akhirnya Dedi menyetujui.

Di Mahameru, Kutukupret fall in love
Begitulah awal mula aku terjerumus ke dalam lembah hitam Kutukupret, tim JJS (jalan-jalan santai) yang diawaki kawan-kawan KPP PMA Kalibata. Pertama kali bertemu, mereka tampak sangat antusias pada rencana pendakian Semeru walau beberapa di antara mereka sama sekali belum pernah mendaki gunung. Modal semangat. Hmm... tugas berat nih, pikirku, hahahaha.... Singkat kata, setelah berdiskusi tentang rencana perjalanan dan membeli semua kebutuhan logistik, kami siap berangkat.

8 Mei 2013
Dengan menumpang ular besi Matarmaja, kami bergerak meninggalkan padatnya Ibu Kota menuju Kota Apel, Malang. Dalam kereta, kehebohan tim Kutukupret mampu mengusir ketidaknyamanan kereta kelas ekonomi sekaligus menyaingi kebisingan mesin kereta di luar sana. Sembari menikmati candaan mereka, ku manfaatkan waktu untuk mengenali profil masing-masing personel Kutukupret yang berjumlah sembilan orang itu:
  1. Dedi, pria yang terkadang suka jaim dan jayus kalau bercanda (ampun, ded);
  2. Mulat, pria yang sedang berusaha nampak bijak dalam rangka PeDeKaTe dengan Hera;
  3. Hera, gadis yang tengah jadi incaran Mulat;
  4. Joko, pria yang kadang-kadang menjadi salah satu objek bullying tim;
  5. Bedil, gayanya mirip Ariel PeterP*rn;
  6. Dodo, musikus, fotografer tim, sekaligus tambahan objek bullying tim;
  7. Nini, bintang tamu Kutukupret, kenalan Dodo;
  8. Heri, sesepuh Kutukupret; dan
  9. Victor, satu-satunya orang non-Jawa di Kutukupret
9 Mei 2013
Hmm...Malang semakin panas saja. Entah karena polusi atau karena memang cuaca yang berubah. Setelah bersih-bersih dan sarapan ala kadarnya di stasiun, kami segera berangkat menuju Ranu Pane. Di Ranu Pane, saya dikagetkan dengan jumlah pengunjung yang luar biasa banyak. Efek 5 CM memang dahsyat. Nampaknya film itu mampu membangkitkan gairah anak-anak muda Indonesia untuk lebih mengenal alamnya lewat mendaki gunung. Banyak pendaki-pendaki baru bermunculan. Perkembangan yang sebenarnya bagus apabila diiringi dengan peningkatan kesadaran untuk menjaga lingkungan, seperti setidaknya membawa kembali sampah pribadi ke pos pemberangkatan/rumah masing-masing.

Setelah mengurus perizinan yang antriannya subhanallah, kami mulai mendaki. Tim dibagi menjadi dua rombongan. Tim pertama dikomandani oleh Dedi sedangkan tim kedua dikomandani saya sendiri yang sekaligus mengambil posisi sweeper.

Here we go
Yeaahh...!!
Kira-kira hari hampir gelap saat kami tiba di Ranu Kumbolo. Segera kami mendirikan tenda dan mengeluarkan perlengkapan penghangat tubuh kami. Malam hari di Ranu Kumbolo diisi dengan bernyanyi, memasak, bercanda, dst. Saya sendiri tidak lama ikut meramaikan malam itu karena sudah sangat mengantuk.

Malam di Ranu Kumbolo
10 Mei 2013

Pa..pa.. kok nggak kelihatan apa-apa, pa?
Apes nian nasib Kutukupret hari ini. Kabut tebal mnenyelimuti kawasan Ranu Kumbolo. Alhasil, tidak ada pemandangan pagi yang bisa dinikmati kecuali mau bersusah payah naik ke atas bukit Tanjakan Cinta. Walau demikian, para Kutukupret tidak kehilangan gairah untuk menikmati pagi di Ranu Kumbolo.

Walau kabut tetep narsis
Pasar Ranu Kumbolo
Brrr............. nah lho, tendanya yang mana :D
Kesan misteri Ranu Kumbolo
Kabut mulai memudar
Hmmm......
Setelah kabut menyingkir, dimulailah aktivitas masak-memasak sebelum akhirnya bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju Kalimati.

Kutukupret sarapan
Cantik
Founding father Kutukupret
Full team

Berdoa bersama sebelum nanjak
Perjalanan kami menuju Kalimati ditemani oleh panas matahari yang cukup terik. Cukup untuk menguras kumpulan lemak dan keringat yang tertimbun di perut. Waktu yang dibutuhkan oleh tim Kutukupret untuk menyelesaikan jalur Ranu Kumbolo-Kalimati cukup lama: kira-kira memakan lima jam, padahal waktu rata-rata terlama adalah tiga jam... hahahaha...

Meniti tanjakan cinta
Oro-oro Ombo dan Lavendernya
Sesepuh Kutukupret
Bulan-bulan ini memang masa-masa terbaik bermain ke Semeru. Pasalnya, di bulan-bulan ini lah biasanya bunga Lavender memenuhi kawasan Oro-oro Ombo. Bunga-bunga cantik berwarna ungu ini selalu menjadi bagian dari cerita indah petualangan ke Semeru.

Lelah
Akhirnya, Kalimati
Rombongan terakhir tiba di Kalimati sekitar pukul empat sore. Sesampainya di sana, seolah mengucapkan selamat datang, kami dihadiahi abu vulkanik dari kawah Jongring Saloka. Dari tiga kali pendakian ke Semeru, baru kali ini saya mengalami fenomena ini. 

Nyiapin semangat untuk Mahameru
11 Mei 2013

Hoss...hosss,....
Hari baru saja beberapa menit berganti, tim Kutukupret sudah mulai melangkahkan kaki menuju puncak abadi para dewa ini. Baru beberapa puluh meter melangkah kami sudah dikejutkan dengan banyaknya jumlah pendaki yang akan menuju Mahameru. Ouchh!! Macet!! Gila, kayaknya cuma Semeru yang bisa seperti ini, selain Jakarta tentu saja. Hahahaha...

Fajar merekah
Jalur yang padat memaksa kami menikmati Sunrise dari trek Mahameru. Mungkin hanya sedikit pendaki yang beruntung bisa menikmati Sunrise dari puncak Mahameru saat itu.

Sunrise
Lebih dari cantik
Gunung Bromo nun jauh di sana
Akhirnya, setelah melalui pendakian yang melelahkan dan melemahkan mental, Kutukupret berhasil menapaki tanah tertinggi di pulau Jawa. Congratulation!! 

Kutukupret di Mahameru, yeeeaahhh........!!
Rupanya, momen istimewa ini tidak disia-siakan Mulat untuk menebar pukat harimaunya. Mahameru pun menjadi saksi kegigihan Mulat dalam menggapai cintanya. Jauh lebih Gigih dari perjuangan Dodo dalam menaklukkan Mahameru.

Di Mahameru, Kutukupret fall in love
Tatapan penuh cinta
Guess what?? Akhirnya, mereka telah resmi menikah bulan Oktober lalu. Selamat ya, semoga menjadi keluarga samara. Barakallah laka, wa baraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khoir.

Congratulation!


*Hari-hari Menjelang 24 November 2013
Sumber foto: Dodo Kutukupret & tim

14 komentar:

  1. kalian luar biasaaa...
    *ariel mode -on-

    BalasHapus
  2. deuuuh, bang, itu gunung apa pasaaar.. ramainyaa >_<

    BalasHapus
  3. lha sing nulis blog kapan dipublish kisah cintane? :P

    BalasHapus
  4. Mantap...kisah cinta e, ojo lali sam mas bero yang mau kesemeru lewat Malang ane anter pakek kendaraan ane...www.sahabatsemeru.blogspot.com contact:083848392999

    BalasHapus
  5. waah poto2nya lebih bagus dari 5 CM, mas habibiy kapan lagi ada pendakian? (bener2 biki iri) udah pernah ke lawu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. april insyaALLah..lagi musim hujan, berhenti dulu..hehe.. lawu udah pernah juga :)

      Hapus
  6. Mantabbbb biiiii, tengkyuuuu semuanyaaa :D

    BalasHapus