Selasa, 12 November 2013

Kutukupret Menemukan Cinta

"Kamu bisa menemukan cinta di mana saja, tapi mungkin akan sangat istimewa jika memulainya di Mahameru, seperti para Kutukupret ini"


"By, kamu ada acara ke Semeru lagi nggak?" suatu saat Dedi, salah satu teman seangkatan di kampus yang juga teman menggunung, bertanya padaku lewat pesan Whatsapp

"nggak, kenapa?" jawabku kemudian, 

"ayo lah, nemenin timku, pada belum pernah naik gunung tapi pengen ke Semeru. Maklum efek 5 CM. nggak pede nih jalan sendirian," timpalnya berusaha membujuk, 

"wkwkwkwk...korban 5 CM. Hmmm... boleh aja, asal tiket PP ditanggung yak..hehehe.." balasku setengah bercanda, 

"oke, deal," akhirnya Dedi menyetujui.

Di Mahameru, Kutukupret fall in love

Rabu, 18 September 2013

Just Hore-Hore

"Jika Jambi memiliki Kerinci yang disebut-sebut sebagai sekeping surga di bumi, Jawa Timur memiliki Baluran, The Hidden Paradise"


Baluran. Hmmm... salah satu nama yang cukup terkenal di dunia Travelling Indonesia, utamanya Jawa Timur, namun ternyata sangat asing bagiku. Padahal Baluran terletak di Jawa Timur, tanah kelahiranku. Aku tidak berani menyebut diriku sebagai bagian dari dunia travelling karena nyatanya bisa dibilang pengetahuan dan sepak terjangku di dunia ini tidak ada, namun setidaknya, seharusnya, seyogyanya aku tahu apa, di mana, dan bagaimana Baluran itu. Menyedihkan. Sebagai orang asli Jawa Timur, rasanya seperti ditampar berkali-kali ketika mendapat ajakan touring dari para dedengkot dunia travelling untuk mengunjungi tempat-tempat wisata alam di Jawa Timur yang bahkan namanya saja belum pernah terdengar olehku. Sebut saja mereka mbak Fie, yang saat ini sibuk dengan mainan barunya (ybs baru saja menikah), dan mbak Endah, yang masih sibuk berjuang dengan giginya, para dedengkot travelling itu.



Tempat tinggal Avatar sebelum dirubuhkan. Photo by Tutik

Senin, 16 September 2013

Rinjani, Janji Lama dan Janji Baru

"Setelah lama hidup tak tenang, makan tak nikmat, dihantui rasa penasaran yang sangat, akhirnya...
I did it!! I DID IT!!!!!!"



Rinjani. Tak bosan rasanya membahas gunung yang satu ini. Maaf ya, Semeru dan Gede, akhirnya aku menemukan madu kalian, hehehehehe... Tak bisa dipungkiri, Rinjani merupakan salah satu magnet bagi para pendaki di Indonesia, bahkan mungkin bagi para wisatawan mancanegara yang sedang berada di Indonesia. Pun demikian bagi saya. Walau sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi Rinjani (baca: Ekspedisi Rinjani), tapi apabila diajak ke sana lagi maka akan saya pertimbangkan dengan serius. Sangat serius, karena mahal, lama, dan jauh. #zzzzzzzz.........

Nah, bulan Juni lalu, sebelum menuju Bunaken, saya berkesempatan mengunjungi Rinjani lagi. Kali ini saya bareng tim trio kwek-kwek edisi TAP, yaitu Takay dan Kaji. TAP adalah kode khusus tim gunung saya dan teman-teman dengan sejarah yang cukup panjang lagi pelik. Bisa dibilang ini adalah realisasi janji yang sempat tertunda setahun lalu, terutama bagi Takay dan Kaji yang batal melakukan pendakian karena alasan pekerjaan. Bagiku, janji yang tertunda di sini bisa diartikan tertundanya merealisasikan mimpi untuk sampai ke puncak Anjani. Yup, tahun lalu saya gagal bertemu Anjani karena badai dan cidera lutut. Akhirnya, setelah melalui proses yang cukup mendebarkan (#halah), kami pun berhasil mengantongi surat izin cuti dan tiket perjalanan menuju pulau Lombok. Alhamdulillah. 

kika: Kaji, Me, Takay

Sabtu, 07 September 2013

Aku ke Bunaken!!

"Katanya, Bunaken itu surga bawah laut Indonesia. Mungkin itu dulu."

Pernah dengar nama Bunaken? Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Bunaken, tempat wisata bawah laut yang digadang-gadang sebagai salah satu lokasi wisata laut terbaik di Indonesia selain Raja Ampat dan Wakatobi.

Nah...... Pada tanggal 25 Juni 2013 lalu saya berkesempatan mengunjungi kota Manado karena suatu pekerjaan. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya ingin menyempatkan diri mampir ke Bunaken. Selain aji mumpung, saya sebenarnya sudah sangat penasaran dengan yang namanya Bunaken ini. Akhirnya, setelah merampungkan pekerjaan, saya dan beberapa teman mampir dulu ke Bunaken sebelum balik ke Jakarta. Tujuannya? Snorkling saja lah, tidak ada di antara kami yang pernah dan punya lisensi diving..huhuhu...

Selasa, 23 Juli 2013

My First Roadshow, Tiga Gunung Tujuh Provinsi (Part 3: Gunung Merbabu-Finish)

"Menurutku, gunung Merbabu adalah gunung terlengkap di Jawa Tengah. Pemandangannya, tanjakannya, savananya, keramahannya, dsb."


Setelah menikmati keindahan alam Kerinci, aku pisah ranjang dengan Catur (loh????). Rencananya, Catur akan mencoba menjajaki kemungkinan mendaki gunung Dempo (dia berhasil melakukannya, selamat!!) sementara aku harus bergegas menuju Lamongan, daerah asalku, untuk menghadiri pernikahan Mashari, salah satu sahabat terdekatku. Selepas menghadiri acara pernikahan tersebut, aku berencana mendaki gunung Merbabu dan Merapi bareng Takay tepat di pergantian tahun 2012-2013.

30 Desember 2012
Terminal Bungurasih terlihat penuh sesak. Cukup sulit mencari bus yang available. Rupanya banyak kaum perantau asal Jawa Tengah yang memutuskan menikmati malam tahun baru bersama keluarga atau mungkin kekasih tercinta di kampung halaman. Alhamdulillah, kami berhasil dapat tiket bus walau di kursi ekstra.

31 Desember 2012
Menjelang subuh, kami tiba di terminal Tidar, Magelang. Setelah sholat subuh, kami mulai mencari kendaraan yang akan membawa kami ke daerah Selo, suatu daerah yang terletak antara gunung Merbabu dan Merapi. Daerah ini biasa digunakan oleh para pendaki yang ingin mendaki kedua ini gunung itu sekaligus. 

Minggu, 23 Juni 2013

My First Roadshow, Tiga Gunung Tujuh Provinsi (Part 2: Danau Gunung Tujuh)

"Gunung Tujuh, salah satu hadiah tak terkira dari Sang Pencipta kepada warga Kerinci"

Kisah Sebelumnya: Part 1 : Gunung Kerinci

Alam Kerinci memang luar biasa. Selain sangat subur, Kerinci juga dianugerahi keindahan alam yang menakjubkan. Tak salah jika dahulu Amin Rais menjuluki kerinci sebagai "Sepotong Surga di Bumi" yang kemudian menjadi trademark Kerinci dan aku sangat bersyukur bisa menyaksikan secara langsung keindahan alam tersebut. Alhamdulillah.

Salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Kerinci adalah danau Gunung Tujuh. Danau ini semakin luar biasa karena berada di ketinggian 1.950 mdpl dan merupakan danau tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Sekilas tentang danau Gunung Tujuh:
-oOo-
Danau Gunung Tujuh merupakan Danau yang terletak di Kabupaten KerinciJambi. tepatnya di Desa PelompekKecamatan Ayu Aro. Danau ini berada di kawasan Gunung Tujuh, sebuah gunung yang berada tepat di belakang Gunung Kerinci. Gunung Tujuh masih termasuk dalam wilayahTaman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Bagi pendaki gunung, Kerinci mungkin menjadi tujuan utama karena gunung tersebut merupakan gunung aktif tertinggi di Indonesia [3805 mdpl], namun bagi wisatawan yang ingin sekedar menikmati keindahan alam Kabupaten Kerinci, Danau Gunung Tujuh bisa menjadi pertimbangan sebagai tujuan wisata. selain memiliki panorama alam yang menakjubkan, jalur yang dilalui juga jauh lebih mudah daripada Gunung Kerinci. Danau Gunung Tujuh juga merupakan Danau tertinggi di Asia Tenggara, Danau ini berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian hampir 2 kilometer dpl itu bisa dibayangkan betapa dinginnya air Danau Gunung Tujuh di pagi hari. Meskipun begitu, berendam di Danau Gunung Tujuh dengan air yang sangat dingin menjadi tantangan sendiri bagi para pendaki.

Jumat, 12 April 2013

My First Roadshow, Tiga Gunung Tujuh Provinsi (Part 1: Gunung Kerinci)

"Kerinci. Tak pernah terbayang sebelumnya, bahkan aku tidak berani bermimpi. Alhamdulillah, rupanya kesempatan emas itu datang. Tak hanya kesempatan, bahkan aku mendapat tawaran melakukan perjalanan ini dengan cara dan kawan yang luar biasa. Setidaknya menurutku"

"Eh, cutimu kalau nggak diambil hangus lho enam hari", kata seorang kawan di kantorku, "masa?? Wah, ya udahlah, aku ambil cuti enam hari, nggak tahu mau ngapain", jawabku kemudian. Enam hari cuti ditambah libur Natal dan tahun baru, hmmm, aku punya 12 hari libur. Bingung. Buka Facebook, posting kicauan pencari inspirasi di grup-grup anak gunung yang ku ikuti. Dapat: Kerinci, dengan seorang kawan pendaki tak dikenal.

Sekilas tentang gunung Kerinci:
___________________________________________________________________________________

Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di provinsi Sumatera Barat dan Jambi, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.
Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah kota JambiPadang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh.

___________________________________________________________________________________

The journey starts here!!

Sabtu, 09 Maret 2013

Laut Toba dan Gunung Samosir

"Toba, danau yang seperti laut
Samosir, ya, sepertinya itu memang gunung"


Awal Desember 2012 lalu saya bersama seorang kawan berkesempatan mengunjungi danau Toba, salah satu tempat wisata kebanggaan warga Sumatera Utara dan tentu saja Indonesia. Dengan panjang mencapai 100 km dan lebar 30 km, menempatkan danau Toba sebagai danau paling luas di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara. Saatnya bilang WOW!!!

Entah apa namanya, yang jelas ini spot yang bagus untuk berfoto

Sabtu, 23 Februari 2013

Hanya Kicauan Tak Jelas

"Hanya uneg-uneg nyaris tanpa solusi"

Tersinggung tidak dilarang


"Take nothing but pictures leave nothing but footprints". Agaknya, prinsip tersebut masih perlu disosialisasikan atau setidaknya diingatkan kembali kepada para penggiat alam. Bagaimana tidak? Masih cukup banyak para penggiat alam yang ternyata kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam ketika melakukan kegiatan di alam.

Label pecinta alam pun seringkali hanya menjadi label numpang keren tanpa makna. Coret sana coret sini, puntung rokok di mana-mana, sampah sisa makanan berserakan masih sering dijumpai di lokasi-lokasi pendakian. Gaya reggae, kaos bergambar daun rasta, Che Guevara atau tokoh-tokoh REVOLUSI KOMUNIS lainnya, pakaian dan perlengkapan ala kadar tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan, berjalan sambil menenteng radio tape dengan lagu-lagu reggae atau Iwan Fals yang diputar kencang-kencang sering menjadi gaya para pendaki tanpa tahu betul apa maksudnya. Rokok, Mesum, minuman keras, ganja, obat-obatan terlarang. Apalagi ini??!! Hey... ini bukan diskotik dan hotel melati.   Menyedihkan!! 

Sampah
Tak perlu dibahas. Sudah jadi rahasia umum. Bahkan ada kegiatan berlabel operasi bersih gunung yang malah menjadi operasi sampah gunung.



Sampah operasi sampah gunung di Semeru, 15-18 November 2012


Minggu, 17 Februari 2013

Jambore Semeru

"Sebuah cerita singkat"


Rakor dulu di Taman Untung Suropati
Untuk menggairahkan kembali Korsapala yang sedang lesu karena berbagai kesibukan para punggawanya, diadakanlah Jambore Korsapala di Semeru pada tanggal 15 s.d. 17 November 2012 yang kebetulan juga bertepatan dengan kegiatan Jambore dan Operasi Bersih Semeru yang diadakan oleh salah satu produsen alat-alat outdor.

Berangkat!!
Para peserta yang berjumlah sekitar 44 orang tidak hanya berasal dari anggota-anggota Korsapala, tapi juga berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar masih merupakan keluarga besar PNS, baik Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pusat Statistik, dst. 


15 November 2012
Setelah para peserta terkumpul dan semua persyaratan administrasi pendaftaran diselesaikan, dengan menumpang dua buah truk, Kami berangkat menuju Pos Pendakian Ranu Pane yang berjarak tempuh kurang lebih 2-3 jam dari desa Tumpang, Malang. Setibanya di sana, hari telah gelap sehingga kami terpaksa bermalam di Pondok Pendaki yang terletak di depan Pos Pendakian Ranu Pane. Pondok Pendaki yang cukup besar itu rupanya tidak mampu menampung kami semua, apalagi selain kami ada beberapa tim pendaki yang telah terlebih dahulu berada di dalam Pondok Pendaki, sehingga kami juga terpaksa menggelar beberapa tenda untuk beristirahat.