"Setelah lama hidup tak tenang, makan tak nikmat, dihantui rasa penasaran yang sangat, akhirnya...
I did it!! I DID IT!!!!!!"
Rinjani. Tak bosan rasanya membahas gunung yang satu ini. Maaf ya, Semeru dan Gede, akhirnya aku menemukan madu kalian, hehehehehe... Tak bisa dipungkiri, Rinjani merupakan salah satu magnet bagi para pendaki di Indonesia, bahkan mungkin bagi para wisatawan mancanegara yang sedang berada di Indonesia. Pun demikian bagi saya. Walau sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi Rinjani (baca: Ekspedisi Rinjani), tapi apabila diajak ke sana lagi maka akan saya pertimbangkan dengan serius. Sangat serius, karena mahal, lama, dan jauh. #zzzzzzzz.........
Nah, bulan Juni lalu, sebelum menuju Bunaken, saya berkesempatan mengunjungi Rinjani lagi. Kali ini saya bareng tim trio kwek-kwek edisi TAP, yaitu Takay dan Kaji. TAP adalah kode khusus tim gunung saya dan teman-teman dengan sejarah yang cukup panjang lagi pelik. Bisa dibilang ini adalah realisasi janji yang sempat tertunda setahun lalu, terutama bagi Takay dan Kaji yang batal melakukan pendakian karena alasan pekerjaan. Bagiku, janji yang tertunda di sini bisa diartikan tertundanya merealisasikan mimpi untuk sampai ke puncak Anjani. Yup, tahun lalu saya gagal bertemu Anjani karena badai dan cidera lutut. Akhirnya, setelah melalui proses yang cukup mendebarkan (#halah), kami pun berhasil mengantongi surat izin cuti dan tiket perjalanan menuju pulau Lombok. Alhamdulillah.