Sabtu, 18 Agustus 2012

Reuni STAN di Papandayan

"Kamu kuliah di mana?"

Satu minggu setelah pendakian gunung Slamet, aku berkesempatan mengunjungi gunung Papandayan. Kali ini bukan di Jawa Tengah, tapi di Jawa Barat, tepatnya di kawasan Garut. Rencana pendakian gunung Papandayan terbilang mendadak. Hanya satu hari sebelum keberangkatan. Awalnya, rombonganku yang berjumlah lima orang berencana mendaki gunung Gede-Pangrango. Tapi karena sang peminat utama berhalangan hadir, akhirnya kami, yang sudah pernah mendaki gede pangrango, mengalihkan tujuan ke gunung Papandayan. Lumayan buat refreshing dan menambah koleksi :P

Rombongan kali ini: aku, Takay, Uthar, Amir, lupa :P Kami semua sekantor..hehehehe....



14 Juli 2012
Enam jam adalah waktu yang dibutuhkan bus yang kami tumpangi hingga ke terminal Garut. Dari sana kami menumpang sebuah angkot yang supirnya hanya bisa berbahasa Sunda. Tak ada orang Sunda di tim kami. Alhasil kami hanya mengandalkan bahasa isyarat untuk berkomunikasi sambil sesekali berusaha memahami maksud kalimat yang diucapkan. Dalam angkot, selain kami, ada rombongan lain yang nampaknya juga dari Jakarta. Seperti kami, rombongan mereka juga berjumlah lima orang. 


Rupanya mereka juga baru kali ini mengunjungi gunung Papandayan. Sama-sama buta medan, kami memutuskan jalan bareng. Obrolan-obrolan basa-basi dan cenderung formal mewarnai perbincangan kami. "Dari mana asalnya, mas? kerja di mana? tinggalnya di mana?" absurd.


Pukul 04.00. Kami tiba di daerah yang disebut Alun-alun. Di sana, berdiri sebuah Masjid yang cukup besar. Setelah beristirahat sejenak dilanjutkan sholat subuh berjamaah bersama warga sekitar, kami pun mulai mencari kendaraan yang dapat kami sewa untuk menuju pos lapor pendakian. Dapat. Sebuah mobil pickup dengan nilai sewa sebesar Rp100.000 untuk 10 orang.


Pukul 06.00. Kami mulai berangkat. Obrolan-obrolan basa-basi dan formal masih menjadi trending topic. Puas berbasa-basi, masing-masing rombongan kembali ke habitat masing-masing: mengobrol dengan sesama anggota rombongan. Itama, Setpim....loh..kok nggak asing dengan kata-kata itu. Sontak bang Uthar bertanya, "kalian kuliah di mana?" "STAN," jawab mereka. Geerrrrrrrrrr....... Suasana ramai seketika... rupanya kami semua SEKAMPUS dan SEKANTOR!!! Alamaaakkkk.......... obrolan basa-basi dan formal  mulai ditinggalkan.... ya iya laaahhh......





Tidak cukup sampai di situ. Di pos lapor kami bertemu lagi dengan beberapa rombongan yang rupanya juga berasal dari Jurangmangu. Mulailah kami berpikir, jangan-jangan Pondok Saladah dipenuhi anak-anak Jurangmangu. Dan rupanya benar, hari itu banyak anak-anak Jurangmangu yang mampir di Papandayan :D 







Pendakian Papandayan terbilang mudah. Trek yang ada tidak terlalu berat (kalau tidak mau dibilang santai). Bahkan, untuk mencapai lokasi camp di Pondok Saladah, kita hanya perlu satu jam berjalan santai. Benar-benar gunung yang unik, cocok buat wisata keluarga. Pemandangan yang indah dengan kawah-kawah aktif yang selalu mengepulkan asap belerang menjadikan Papandayan layak menyandang predikat gunung dengan pemandangan kawah terindah di Jawa Barat. Dua jempol buat Papandayan.



Ciamik....!



Loh??? ini motor merusak pencitraan aja.... -__-"


kika: Amir, lupa :P, Uthar, Takay, Ganteng

Bujug dah...saking santainya ini bocah tidur nggak kira-kira






Air kalinya seger, gan..



Butuh ojeg, bang?? wkwkwkwkwkwk
Gini nih kalo tenda boleh minjem.... nggak tahu cara masangnya :D


Pondok Saladah


Sumber Air di Pomdok Saladah


Spot lain di gunung Papandayang yang tidak kalah menarik adalah hutan mati. Di sini dapat kita jumpai ribuan batang pohon mati akibat ... akibat apa yak?? wkwkwkwk...... Jaraknya hanya 15-30 menit dari Pondok Saladah.



Hutan mati
Selain hutan mati, bila kita lanjutkan lagi perjalanan kita, ada spot lain yang dapat kita jumpai: Tegal Alun. Tegal Alun merupakan taman edelweis yang cukup luas. Sangat indah (walau menurutku Alun-alun Surya Kencana-nya gunung Gede masih nomor 1). Jaraknya 30an menit dari hutan mati.



Padang Edelweis di Tegal Alun, Papandayan


Full Team di Tegal Alun


Fenomena  crepuscular rays yang menakjubkan
Di Tegal Alun, kami bertemu dengan rombongan Jurangmangu lainnya. Akhirnya kami sedikit bereuni ria di sini :D
Reuni STAN di Papandayan
Tak lupa beribadah di mana pun berada
*sumpah, gan..ini mereka yang minta difotoin waktu lagi sholat -_-a
Jika ingin mencapai puncak, kita tinggal menambah satu jam berjalan lagi. Aku sendiri tidak begitu tertarik melakukan Summit Attack, selain karena masih cidera lutut, bagiku sampai di Tegal Alun saja sudah cukup memuaskan. Dari 10 orang, hanya aku dan Takay yang memutuskan tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke basecamp. 8 orang lainnya tetap penasaran dengan puncak Papandayan. Kami berpisah di Tegal Alun 
Ujung lain Tegal Alun

Tim Pemuncak
Alhamdulillah, tidak ikut muncak adalah sebuah keputusan yang tepat. Mengapa? karena tim pemuncak kami tersesat di hutan mati sekembalinya dari puncak... wkwkwkwkwkwk.... pengen ngakak setiap keinget kejadian itu. Hey.....bagaimana mungkin kalian bisa tersesat di sana??? Bahkan hingga berjam-jam....itu konyol!!! Lha, tenda-tenda aja kelihatan dari hutan mati, Kok bisa-bisanya...wkwkwkwk..

Tim pemuncak tiba di tenda kira-kira pukul 1 malam. Kalau dihitung-hitung, mereka tersesat di hutan mati selama kurang lebih 4-6 jam. wkwkwkwk........ nasibmu, nak..nak...

Hal paling konyol adalah sekembalinya mereka dari hutan mati, mulailah mereka bercerita hal-hal mistis. Mulai dari jalan yang tertutup lah padahal sudah berkali-kali dilewati, turun gunung saat maghrib lah, dll. kalau tidak kasihan sama mereka, mungkin tawaku saat itu sudah meledak. Aku hanya bisa senyum-senyum dari dalam tenda saat mendengar mereka membicarakan hal-hal mistis itu .

View Kawah dari Puncak

Garut, next time ku kunjungi kau lagi. Bukan Papandayan, tapi Cikuray.
InsyaALLAH

Kebalandono, 1 Syawal 1433 H

10 komentar:

  1. bener2 bikin iri banget ni postingan, sayangnya timku udah hancur bercerai-berai, *curcol-kehilangan temen nanjak* yg tersisa sekarang paling2 hanya segelintir, itupun women team :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oo...sayang banget..... gpp, ntar bisa gabung tim ane :D

      Hapus
  2. wah serius nih, boleh2, bagi2 info kalau mau ndaki ya, asal pas libur dan enggak dadakan, saya siapkan temen2 yg lain (kalau ada, :D kali2 aja pas bisa ikutan juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. beres..insyaAllah...desember kami rencana ke semeru :)

      Hapus
  3. wah jadinya reuni dadakan ya.. btw, foto2nya bagus2 ^^

    BalasHapus
  4. Wah,agan camp sebelah mana? ane masuk rombongan UMU magz, camp di belakang spanduk E*GER..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah...berarti harusnya kita sebelahan, bang :D

      Hapus
  5. Kami tunggu kedatangannya kembali.,
    mudah2an tidak kapok berkujung ke papandayan., :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. g kapok kok.. bagus bnget malah :)

      Hapus