Jumat, 12 April 2013

My First Roadshow, Tiga Gunung Tujuh Provinsi (Part 1: Gunung Kerinci)

"Kerinci. Tak pernah terbayang sebelumnya, bahkan aku tidak berani bermimpi. Alhamdulillah, rupanya kesempatan emas itu datang. Tak hanya kesempatan, bahkan aku mendapat tawaran melakukan perjalanan ini dengan cara dan kawan yang luar biasa. Setidaknya menurutku"

"Eh, cutimu kalau nggak diambil hangus lho enam hari", kata seorang kawan di kantorku, "masa?? Wah, ya udahlah, aku ambil cuti enam hari, nggak tahu mau ngapain", jawabku kemudian. Enam hari cuti ditambah libur Natal dan tahun baru, hmmm, aku punya 12 hari libur. Bingung. Buka Facebook, posting kicauan pencari inspirasi di grup-grup anak gunung yang ku ikuti. Dapat: Kerinci, dengan seorang kawan pendaki tak dikenal.

Sekilas tentang gunung Kerinci:
___________________________________________________________________________________

Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di provinsi Sumatera Barat dan Jambi, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.
Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah kota JambiPadang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh.

___________________________________________________________________________________

The journey starts here!!

Sabtu, 09 Maret 2013

Laut Toba dan Gunung Samosir

"Toba, danau yang seperti laut
Samosir, ya, sepertinya itu memang gunung"


Awal Desember 2012 lalu saya bersama seorang kawan berkesempatan mengunjungi danau Toba, salah satu tempat wisata kebanggaan warga Sumatera Utara dan tentu saja Indonesia. Dengan panjang mencapai 100 km dan lebar 30 km, menempatkan danau Toba sebagai danau paling luas di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara. Saatnya bilang WOW!!!

Entah apa namanya, yang jelas ini spot yang bagus untuk berfoto

Sabtu, 23 Februari 2013

Hanya Kicauan Tak Jelas

"Hanya uneg-uneg nyaris tanpa solusi"

Tersinggung tidak dilarang


"Take nothing but pictures leave nothing but footprints". Agaknya, prinsip tersebut masih perlu disosialisasikan atau setidaknya diingatkan kembali kepada para penggiat alam. Bagaimana tidak? Masih cukup banyak para penggiat alam yang ternyata kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam ketika melakukan kegiatan di alam.

Label pecinta alam pun seringkali hanya menjadi label numpang keren tanpa makna. Coret sana coret sini, puntung rokok di mana-mana, sampah sisa makanan berserakan masih sering dijumpai di lokasi-lokasi pendakian. Gaya reggae, kaos bergambar daun rasta, Che Guevara atau tokoh-tokoh REVOLUSI KOMUNIS lainnya, pakaian dan perlengkapan ala kadar tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan, berjalan sambil menenteng radio tape dengan lagu-lagu reggae atau Iwan Fals yang diputar kencang-kencang sering menjadi gaya para pendaki tanpa tahu betul apa maksudnya. Rokok, Mesum, minuman keras, ganja, obat-obatan terlarang. Apalagi ini??!! Hey... ini bukan diskotik dan hotel melati.   Menyedihkan!! 

Sampah
Tak perlu dibahas. Sudah jadi rahasia umum. Bahkan ada kegiatan berlabel operasi bersih gunung yang malah menjadi operasi sampah gunung.



Sampah operasi sampah gunung di Semeru, 15-18 November 2012


Minggu, 17 Februari 2013

Jambore Semeru

"Sebuah cerita singkat"


Rakor dulu di Taman Untung Suropati
Untuk menggairahkan kembali Korsapala yang sedang lesu karena berbagai kesibukan para punggawanya, diadakanlah Jambore Korsapala di Semeru pada tanggal 15 s.d. 17 November 2012 yang kebetulan juga bertepatan dengan kegiatan Jambore dan Operasi Bersih Semeru yang diadakan oleh salah satu produsen alat-alat outdor.

Berangkat!!
Para peserta yang berjumlah sekitar 44 orang tidak hanya berasal dari anggota-anggota Korsapala, tapi juga berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar masih merupakan keluarga besar PNS, baik Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pusat Statistik, dst. 


15 November 2012
Setelah para peserta terkumpul dan semua persyaratan administrasi pendaftaran diselesaikan, dengan menumpang dua buah truk, Kami berangkat menuju Pos Pendakian Ranu Pane yang berjarak tempuh kurang lebih 2-3 jam dari desa Tumpang, Malang. Setibanya di sana, hari telah gelap sehingga kami terpaksa bermalam di Pondok Pendaki yang terletak di depan Pos Pendakian Ranu Pane. Pondok Pendaki yang cukup besar itu rupanya tidak mampu menampung kami semua, apalagi selain kami ada beberapa tim pendaki yang telah terlebih dahulu berada di dalam Pondok Pendaki, sehingga kami juga terpaksa menggelar beberapa tenda untuk beristirahat.

Minggu, 04 November 2012

Misteri Gunung Raung

"Setiap gunung memiliki kisahnya sendiri"


Idul Fitri 1433 H
23 Agustus 2012
Rasanya sudah cukup lama aku memendam rasa ingin mendaki saat liburan lebaran bersama sahabat-sahabat trio kwek-kwekku, Mashari dan Mahbub. Sayangnya, Mahbub tidak mungkin bisa ikut mendaki karena kondisi fisik. Dia punya alergi terhadap dingin. Hal ini kami ketahui sejak SMA dulu saat kami sering jalan-jalan di malam hari sepulang sekolah. Bukan jalan-jalan biasa, karena biasanya kami lakukan hingga menjelang Subuh. Jadi tinggal kami berdua, aku dan Mashari. Tujuan kami adalah gunung Raung, Banyuwangi. 

Kediaman pak Soeto
Soal persiapan, sepertinya bukan hal yang kami prioritaskan. Bagaimana tidak? Bahkan sampai kami telah berada di terminal Purabaya, atau lebih dikenal dengan terminal Bungurasih, kami masih belum tahu medan gunung Raung seperti apa dan mau mendaki melalui jalur mana. Akhirnya, dalam perjalanan menuju Banyuwangi, kami putuskan melewati jalur Kalibaru yang katanya menyediakan trek paling keren di gunung Raung. Kurang lebih 6-8 jam lama perjalanan yang kami lakukan malam itu.