"Toba, danau yang seperti laut
Samosir, ya, sepertinya itu memang gunung"
Samosir, ya, sepertinya itu memang gunung"
Awal Desember 2012 lalu saya bersama seorang kawan berkesempatan mengunjungi danau Toba, salah satu tempat wisata kebanggaan warga Sumatera Utara dan tentu saja Indonesia. Dengan panjang mencapai 100 km dan lebar 30 km, menempatkan danau Toba sebagai danau paling luas di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara. Saatnya bilang WOW!!!
Kapal penyeberangan ke Samosir |
Dari kota Medan, perjalanan menuju danau Toba memakan waktu kurang lebih 6-8 jam. Ada banyak perusahaan travel yang melayanai rute Medan-Parapat (sebuah wilayah yang umum digunakan wisatawan dan warga lokal untuk menyeberang ke pulau Samosir). Harga bisa bervariasi, mulai Rp60.000,00 s.d Rp80.000,00, tergantung jenis kendaraan yang akan kita gunakan. Dari Parapat, ada banyak kapal kayu yang biasa beroperasi mengangkut penumpang dan barang menuju pulau Samosir. Pemandangan selama perjalanan terasa sayang bila dilewatkan begitu saja. Ada banyak hal menarik yang dapat kita saksikan, seperti ulah nakal monyet-monyet liar di pinggir jalan, hamparan sawah yang sedang menghijau, pohon-pohon sawit di perkebunan yang rapi berjejer, dan tak ketinggalan udara segar dan bersih yang dapat dengan bebas kita hirup.
Pemburu koin di Parapat |
Kami mulai berangkat dari kota Medan kira-kira pukul 09.00 WIB. Sedikit terlambat, seharusnya bisa lebih pagi lagi. Kira-kira menjelang waktu Ashar, kami tiba di Parapat. Dari sini, telah terlihat betapa luasnya danau Toba dan kapal-kapal kayu yang ditambatkan di dermaga. Semula, saya membayangkan danau Toba kira-kira hanya seluas danau Ranu Kumbolo, atau kasih bonus lah, tiga kali lipat luas Ranu Kumbolo. Setibanya di Parapat dan menyiksakan sendiri luas danau Toba, saya masih tidak terlalu syock. Hmm... lebih luas sih, mungkin sepuluh kali Ranu Kumbolo, tapi masih dapat dilihat ujungnya, ada tebing pembatas danau di kiri dan kanan (Parapat) danau. Sampai di sini saya masih bilang, danau Toba biasa aja, tidak terlalu luas. Pun demikian dengan pulau Samosir. Dalam bayanganku, Samosir hanyalah sebuah pulau kecil seperti pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu atau trio Gili Trawangan.
Tepi pulau Samosir |
Di Samosir, kita tidak perlu bimgung mencari tempat penginapan dan alat transportasi. Fasilitas yang disediakan cukup memadai. Ada cukup banyak penginapan yang dapat kita pilih dengan harga yang bervariasi yang dapat disesuaikan dengan kondisi kantong. Urusan transportasi pun gampang. Ada cukup banyak persewaan sepeda, motor, mobil, bahkan speedboat yang cukup murah.
Salah satu homestay di Samosir |
Pun demikian dengan tempat sholat, selama berada di sana saya tidak menjumpai adanya masjid atau sekedar musholla. Jadi bawalah peralatan sholat sendiri.
Ada cukup banyak lokasi menarik di pulau Samosir, mulai dari wisata budaya hingga wisata alam. Sayangnya, kami tidak punya banyak waktu di sana sehingga hanya ada satu lokasi yang bisa kami kunjungi, Kursi Batu Siallagan.
Tugu Raja |
Selain Kursi Persidangan, di lokasi yang sama juga terdapat kusi batu serupa yang digunakan sebagai tempat eksekusi setelah sebelumnya disidangkan di Kursi Persidangan.
Terbatasnya waktu, memaksa kami untuk mencukupkan diri dengan hanya mengunjungi satu lokasi itu. Kurang puas memang. Mungkin lain waktu jika ada kesempatan kami bisa berkunjung lagi ke sini. Tentu saja, dengan alokasi waktu yang lebih memadai.
Muda-mudi Batak in Action |
Sesama Batak harus nyumbang :D |
Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba
My Room, Kayu Manis
Bie,
BalasHapuskeren cui.. aku kemarin juga dari sana.. tapi aku lewat tonggingnya gak gak sampe nyebrang ke samosir..
Emang luar biasa..
yup....ruarr biassaa....
Hapuskren bangat,,, suatu saat pasti kesana,, main yukkkkkkpastik asyik,,,,
BalasHapus