Sebuah cerita singkat yang di-copas dengan sedikit perubahan tanpa merubah isi dari notes sahabat :)
Old friends, new friends, new experiences, crazy stories
Sebuah ide untuk mengadakan reuni para pejuang kecil Timor Lorosae sudah lama jadi wacana. Setelah sekian lama, akhirnya kesampaian. Lebih dari 12 tahun kami terpisah sejak meletusnya perang itu. Para pejuang kecil tentunya telah banyak berubah.
Saya dan pak EO, Habib, janjian bertemu di Gramedia Matraman. Siang2, setelah solat jumat, aku berdiri di depan Gramedia. Ku perhatikan setiap orang yang lewat. "Ah tidak mungkin ini, terlalu ganteng", "itu terlalu tinggi", "bukan ini pasti. Terlalu tua ~.~". Cuma modal foto FB untuk mengenali teman lamaku itu. Oh.... ada sesosok manusia yg tak asing wajahnya menyapa. Haaa.... ini dia, tidak banyak berubah, cuma jadi sedikiiiiit lbh tinggi dari saya. Dia membawa serta 2 temannya. Langsung kami berempat menuju Kota Kembang.
Cuma di Bandung (dan sekitarnya), kita bisa naik angkot bersama mojang kece O.O ku kira mereka artis :P
Di Bandung, ada 2 pejuang kecil lagi. Pertama, mari kita temui dulu si kakak, Dayu. Dalam ingatanku, dulu dia itu kecil, imut, ekspresinya damai. Seperti anak ayam kecil yang imut2. Tak lama menunggu, sesosok ukhti dari gang, menyambut dengan senyum. Habib berkata, "nah kae wong e". Tak percaya, saya pun bertanya, "emange kowe tau ketemu?" "lha kae ngguyu2," jawabnya. Sosok itu berjalan semakin dekat. Highly anticipated mode On. Rasanya seperti menunggu guest yang akan datang di Running Man. Semakin dekat langkahnya, semakin membuatku tidak tenang (lebay).
Akhirnya sosok itu sampai juga di tempat kami. Jeng...jeng...jeng... dia senyum ramah dan ngobrol sedikit sama Habib, seolah sudah pernah bertemu sebelumnya. Aku cuma diam sambil mengamatinya. Ku pandangi ia. Ku kumpulkan semua ingatanku yang tersisa tentang anak ini. Akhirnya cuma bisa komen, "haa.. saiki wis tambah gedhe," sambil menepuk-nepuk kepalanya. Baiklah... dia adik kelas setahun di bawahku. Setelah kami berada di tempat yang lebih terang dan wajahnya terlihat lebih jelas... "haaa... iya.. ini dia," pikirku. Sekarang dia sudah lebih tinggi dibanding dulu (ya iyalaaaaah), lebih cakep, lebih pinter, lebih cool (komenmu kayak orang tua aja, Ge ~.~), punya tatapan maut yang bikin beku sekelilingnya, dan kakak yang baik (menurutku).