Sabtu, 23 Februari 2013

Hanya Kicauan Tak Jelas

"Hanya uneg-uneg nyaris tanpa solusi"

Tersinggung tidak dilarang


"Take nothing but pictures leave nothing but footprints". Agaknya, prinsip tersebut masih perlu disosialisasikan atau setidaknya diingatkan kembali kepada para penggiat alam. Bagaimana tidak? Masih cukup banyak para penggiat alam yang ternyata kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam ketika melakukan kegiatan di alam.

Label pecinta alam pun seringkali hanya menjadi label numpang keren tanpa makna. Coret sana coret sini, puntung rokok di mana-mana, sampah sisa makanan berserakan masih sering dijumpai di lokasi-lokasi pendakian. Gaya reggae, kaos bergambar daun rasta, Che Guevara atau tokoh-tokoh REVOLUSI KOMUNIS lainnya, pakaian dan perlengkapan ala kadar tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan, berjalan sambil menenteng radio tape dengan lagu-lagu reggae atau Iwan Fals yang diputar kencang-kencang sering menjadi gaya para pendaki tanpa tahu betul apa maksudnya. Rokok, Mesum, minuman keras, ganja, obat-obatan terlarang. Apalagi ini??!! Hey... ini bukan diskotik dan hotel melati.   Menyedihkan!! 

Sampah
Tak perlu dibahas. Sudah jadi rahasia umum. Bahkan ada kegiatan berlabel operasi bersih gunung yang malah menjadi operasi sampah gunung.



Sampah operasi sampah gunung di Semeru, 15-18 November 2012


Minggu, 17 Februari 2013

Jambore Semeru

"Sebuah cerita singkat"


Rakor dulu di Taman Untung Suropati
Untuk menggairahkan kembali Korsapala yang sedang lesu karena berbagai kesibukan para punggawanya, diadakanlah Jambore Korsapala di Semeru pada tanggal 15 s.d. 17 November 2012 yang kebetulan juga bertepatan dengan kegiatan Jambore dan Operasi Bersih Semeru yang diadakan oleh salah satu produsen alat-alat outdor.

Berangkat!!
Para peserta yang berjumlah sekitar 44 orang tidak hanya berasal dari anggota-anggota Korsapala, tapi juga berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar masih merupakan keluarga besar PNS, baik Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pusat Statistik, dst. 


15 November 2012
Setelah para peserta terkumpul dan semua persyaratan administrasi pendaftaran diselesaikan, dengan menumpang dua buah truk, Kami berangkat menuju Pos Pendakian Ranu Pane yang berjarak tempuh kurang lebih 2-3 jam dari desa Tumpang, Malang. Setibanya di sana, hari telah gelap sehingga kami terpaksa bermalam di Pondok Pendaki yang terletak di depan Pos Pendakian Ranu Pane. Pondok Pendaki yang cukup besar itu rupanya tidak mampu menampung kami semua, apalagi selain kami ada beberapa tim pendaki yang telah terlebih dahulu berada di dalam Pondok Pendaki, sehingga kami juga terpaksa menggelar beberapa tenda untuk beristirahat.